Hanya Hati yang Tertinggal
8:17 PMSore itu, gadis itu kembali lagi. Gadis yang dulu rela melakukan apa saja untukku, bahkan nyaris bersumpah. Aku pernah menjalin hubungan dengannya, memang. Hubungan yang berawal dari pertaruhan. Lagi pula, siapa yang mau memacari gadis dengan wajah se-biasa dia? Ayolah, ini putih abu! Kamu bisa membanggakan diri di masa kuliah kalau kamu punya mantan yang cantik, kan? Setidaknya, itu pemikiranku dulu.
Semuanya berubah ketika aku menyadari hal itu. Ketulusannya, yang membuatku terpesona. Lambat laun aku mulai jatuh, benar-benar cinta untuk pertama kalinya.
Salahku dari awal, membuat gadis setulus dia masuk ke dalam permainan. Pada akhirnya ketika jangka waktu taruhan sudah selesai, aku harus mengakhirinya. Membuatnya patah hati, menangis-nangis mengharapkanku kembali. Maaf. Cuma kata maaf yang bahkan tak bisa keluar dari mulutku.
Sore itu, gadis itu kembali lagi. Tepat di depan kamar kostku. "Tetaplah bahagia." Cuma dua kata yang ia ungkapkan sembari memberiku sekresek yang aku tak tahu isinya, kemudian pergi begitu saja.
Ternyata ini hanyalah sepotong kue di dalam kotak kertas. Menariknya hanya sebutir ceri yang akan luput dalam satu gigitan. Pemberinya pun hanya sosok masa lalu.
Tapi, ah.. aku baru ingat kalau ini tanggal tua. Mencicipinya sedikit pun tak apa kan? Hanya bisa berharap mengecap setitik manis di dalamnya.
Dan, aku salah. Setiap inchinya tak hanya berasa manis. Namun juga membawa kembali cinta dan rindu. Tak disangka, ia meninggalkan hatinya dalam adonan kue ini. Membuatku ingin berkata, "Aku pulang."
0 komentar