Catatan Akhir Sebelas Januari

10:29 PM

Sejak kecil, saya punya prinsip.
17 tahun itu sakral.
16 tahun itu menjadi remaja sejati.
Lima belas tahun sudah kata-kata itu selalu terpanggil ke benak saya tiap membicarakan umur. Sejak kecil saya selalu bilang, ingin cepat-cepat tujuh belas tahun! Bahkan pagi hari saat berulangtahun ke-15, tepat setahun yang lalu, ingin sekali saya lewati agar berkuranglah daftar tunggu saya menuju 16 tahun. Setidaknya, begitu awalnya.

Namun siapa sangka, lima belas yang saya anggap sama sekali tak bermakna justru membuat memori-memori yang tidak akan saya lupakan. Di lima belas, saya mendapat kejutan ulang tahun pertama saya. Ulang tahun pertama saya yang mendapatkan kata "SURPRISE!" dengan teman-teman saya disertai sebuah kue ulang tahun. Sederhana yang penuh makna. Tak hanya itu, sejak saat itu pula kami yang berdelapan resmi bersahabat secara tertulis. Teman-teman pitik jowo, love you guys!

Hari-hari sebelum lima belas adalah kala saya mulai berteman dengan orang-orang baru. Dan lucunya, teman yang belum sampai satu bulan saya kenali justru memberi ucapan (via online) yang sangat unik. Meskipun salah seorang yang sangat saya harapkan untuk mengucap sekadar kata "selamat" justru bungkam, mereka-mereka inilah yang menjadi obat. Meskipun sekarang mulai hilang-hilang, terima kasih banyak!

Selain saat hari H, perjalanan saya saat mengemban usia lima belas pun membawa banyak perubahan. Saya menjadi orang yang lebih peka terhadap sekitar. Saya bisa lebih mencintai diri sendiri. Saya mulai mencoba berhemat. Dan yang paling penting, saya melakukan revolusi dalam belajar. Selama hidup, saya tak pernah tertarik untuk belajar. Namun karena tuntutan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri, saya mulai menguatkan tekad. Meskipun konkretnya baru terjadi di November-Desember, sih.

Lima belas yang saya kira super biasa ternyata menyimpan banyak arti. Jauh jika dibandingkan yang ke enam belas. Namun, enam belas kali ini bukannya sama sekali tanpa kebahagiaan. Hanya saja, tetap kalah, hehe.

Saya yang diberi amanah untuk mengemban sekolah lebih cepat dari orang kebanyakan, berusaha menghargai setiap tahun yang saya jalani. Bagaimana tidak? Sweet seventeen yang seharusnya dirayakan bersama teman SMA, justru kelak akan saya lewati di bangku kuliah. Tapi saya percaya kalau semua memang sudah berada dalam garis takdir. Apapun ketentuan-Nya pasti yang terbaik.

Salam,
Penulis Sebelas Januari.

p.s : saya ingat sekali, saya memulai blog ini hanya jarak beberapa hari dari hari resmi saya beranjak ke lima belas. Setahun berjalan, dan menyadari kalau tulisan saya masih bisa dihitung jari. Hehe.

You Might Also Like

0 komentar