Matahariku Terbenam

10:25 PM

Hai, kak.
Lama tidak bersemuka
Lama tidak bersapa, ya?
Sepertinya kamu bahagia, sama seperti biasa.
Meskipun aku dengar kamu diam-diam tersendu, kuharap nyatanya tidak, ya?:)

Terkadang, aku masih suka melihat ke jendela kelas
memandangi siapa saja yang melintas
terbesit harap kamu akan lewat
sambil melambaikan tangan
seperti dulu
lagi.


Awal kita bertemu di pagi hari, kita dijanjikan bertemu siang, sore, dan malam. Hadirmu tak banyak berbeda dengan terbitnya matahari. Menebar ribuan harap. Hati kecil mulai berandai. Apa yang akan kita lakukan hari ini? Kita harus makan apa siang nanti? Sepulang berlelah-lelah, harus kemana kita untuk melepas penat kala senja? Apa yang bisa kita lakukan untuk memanjakan diri di malam hari?

(Apapun itu, dimanapun, kapanpun, rencanaku selalu memuat kita. Harus kita, berdua.)

Namun pagi beranjak ketika siang datang. Yang kita rencanakan tak berjalan semulus yang diharap. Pun matahari yang sedang panas-panasnya membuat kita bercucuran keringat. Kita disibukkan oleh hal egois yang tidak mau kita bagi. Bertukar kabar seakan tak penting lagi. Ternyata, kita melakukan semuanya masing-masing.

(Tapi tak apa, setidaknya kita masih bisa menghabiskan senja dengan bercanda, kan?)

Waktu bergulir menuju senja. Semburat jingga mulai tampak, tak terasa hati kita mulai berjarak. Cahayamu mulai meredup. Warna yang dulu kau beri hanya untukku, diam-diam kau lebur dengan langit biru. Kamu perlahan pergi, menghilang ditelan sudut seratus delapan puluh derajat dengan jarak tak hingga. Ah, caramu terlalu halus untuk kurasakan dengan indra-indra yang ada. Saya belum sempat memahami. Tapi kamu memaksa saya untuk mengerti, dengan hilang sepenuhnya dan tak memberiku cahaya lagi.

Dan ternyata, matahariku memang sudah terbenam.

(Sampai saya sadar, bahwa kamu bukan matahariku. Mungkin, matahari orang lain? Atau.. ah, memang teori heliosentris tidak cocok untukku. Dan, terima kasih, terbenammu membuatku menyadari keindahan malam, dan menemukan bulan, ehe.)

*footnote:
Sebenarnya ditulis beberapa bulan yang lalu, namun tak tersentuh lagi. Terima kasih untuk Kay dan Arka yang mengingatkan perihal matahari terbenam, hehe.
Dan waaah akhir-akhir ini selalu kulihat kamu tertawa. Terima kasih untuk tetap saling sapa meski sekedar basa-basi. Terima kasih untuk semuanya, dan maaf, ehe.

You Might Also Like

0 komentar