Mengintip Kabar Ifa di 2018
11:42 PM
Hai! Aku kembali, lagi. Tulisan yang satu hanya berjarak
lima tulisan ini dengan ulang tahunku yang ke enam belas. Sangat miris,
mengingat tak sampai sebulan lagi aku sudah tujuh belas! Jadi, aku ingin lebih
produktif untuk beberapa hari ke depan, biar kesannya aku rajin menulis selama
2018! (meskipun hanya di penghujungnya:p)
Ada beberapa yang bertanya, kenapa jarang menulis lagi? Yang
kujadikan alasan utama yaitu karena genre
tulisanku yang tak jauh-jauh dari romansa remaja! Cielah! Dan kesibukanku di
kelas dua belas tidak memberiku kesempatan untuk banyak-banyak menaruh
perhatian pada kisah percintaan SMA, baik itu untuk melamun sambil memikirkan
dia atau mengamati lika-liku yang dirasakan teman di sekitar. Tulisan-tulisan
yang diunggah selama periode tersebut kebanyakan hanya tentang kekaguman
sesaatku pada seseorang (yang ternyata upss
jadi berkepanjangan) atau mengunggah tulisan lama. Karena sudah jauh-jauh
dari kata galau dan ngurusin galaunya orang lain, akhirnya otakku berhenti
memproduksi ide-ide yang seharusnya bisa aku tulis di blog.
Dan sampai pada waktunya aku paham bahwa aku harus menulis
lagi. Namun, kebahagiaanku masih dalam tahap yang sama sehingga aku tak punya
alasan untuk menceritakan keresahanku, di bidang percintaan terutama. Tapi
kalau diingat, aku punya banyak ide tulisan yang bukan paragraf-paragraf galau,
namun belum sempat aku tuliskan. Jadi, kenapa sok nggak punya ide? Ya, aku bisa
menulis apa saja!
Salah satu yang ingin kuceritakan adalah aku di tahun 2018
yang banyak menemukan hal baru! Headline dari tulisan ini adalah: IFA UDAH
KULIAH WOI! APA WAKTU EMANG BERJALAN SECEPAT ITU, SAMPAI AKU TIBA-TIBA UDAH
KULIAH?
Oh, tentu tidak.
Rasanya, baru kemarin aku senang karena masuk deretan paling
tinggi ketika wisuda SD. Eh, besoknya langsung kuliah? Iya, menamatkan SMP dan
SMA hanya dengan total waktu empat tahun ternyata se-sebentar itu! Dan hal ini
baru aku sadari di kuliah! Wow, kemana saja aku selama ini? Sebagai siswi dari
kelas akselerasi, aku bukan anak yang merasa setiap hari adalah penderitaan.
Aku merasa enjoy dengan perputaran materi tiga tahun yang dirangkum jadi dua
tahun. Hal yang membuatku cukup terganggu mungkin hanya aku rasakan ketika SMP,
karena super benci sama mapel IPA hingga ingin cepat masuk SMA jurusan IPS. Dan
ternyata, aku tak sengaja masuk kelas aksel lagi di SMA jurusan IPS ini karena
regulasi sekolah. FYI, akselku yang di SMA ini sama sekali nggak kerasa! Mungkin
karena atmosfer kelas IPS, yang mau dibuat aksel juga tetap berakhir santai?
Namun, aksel di SMA justru paling menyedihkan, karena terhitung dari bulan
April kita sudah tidak wajib datang ke sekolah. BENTAR BANGET! Tapi untung saja
sudah merasakan romansanya, hehe.
Yups, rangkuman hidupku sebagai anak aksel di atas bermuara
pada tujuan berikutnya, kuliah! Hadiah terbesarku selama menjadi siswi SMA
adalah diterima di program studi Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga!
Alhamdulillah! Sejak dinyatakan diterima, hidupku mulai sibuk mengurus berkas
sana-sini, sampai akhirnya pindahan ke Surabaya dan mengikuti kegiatan
orientasi mahasiswa di bulan Agustus 2018. Iya, MAHASISWA!
Selama menjalaninya sih, biasa aja. Aku bisa beradaptasi. Namun,
menulis ini di Desember 2018 ketika sudah menyelesaikan satu semester di dunia
perkuliahan, membuatku banyak mengapresiasi banyak hal baru di hidupku! Wow,
saya berhasil survive selama kuliah
satu semester, di kota orang! Hidup sebagai anak kos yang harus cari makan sendiri,
mengelola uang bulanan, juga mencuci baju tiap beberapa hari sekali. Yang
biasanya minta dibeliin roti bakar sama Ayah beberapa minggu sekali, sekarang
bisa beli dua sampai tiga kali dalam seminggu. Dan yang spesial lagi, kemudahan
beli makan yang aku dapat karena semua serba dekat dari kosan pun terbayarkan
juga oleh tuntutan untuk lari setiap pagi, demi mengejar toleransi
keterlambatan yang rata-rata 15 menit setiap mata kuliah. Belum lagi naik-turun
tangga tiga lantai yang minimal dilakukan dua kali selama sehari. Dan yang
paling penting dari semuanya, yakni ketertarikanku pada make up yang akhirnya
bisa aku realisasikan saat menjadi mahasiswi! Yeay!
Dari sisi yang tak terlihat secara fisik, tentu aku dipaksa
untuk jadi lebih dewasa. Mulai dari bersosialisasi dengan orang-orang yang jauh
lebih heterogen daripada saat SMA, juga harus menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi sendiri. Aku yang biasanya manja tentu nggak bisa setiap detik
telepon Mami untuk minta pemecahan masalah (meskipun aku tetap menghabiskan
minimal setengah jam hampir setiap hari buat telepon Mami!). Aku yang biasanya
ke kamar mandi sekolah aja minta ditemenin, toh sekarang bisa jalan ke Gubeng
Kertajaya sendiri malam-malam demi beli nasi goreng yang enak. Ya, perubahan
yang paling aku rasakan adalah harus serba mandiri. Nggak terlalu susah karena
aku sudah biasa ditinggal sendirian di rumah dari SD, tapi juga nggak semudah
itu!
Namun, kemandirian ini ternyata juga nggak se-baik itu, sih.
Sejak kuliah, ada satu perubahan sifat yang aku rasakan yakni aku jadi nggak
bergantung sama orang. Bagus? Iya! Tapi sifat ini justru membawaku ke arah yang
nggak peduli sama orang lain, bahkan kau kehilangan sifatku yang biasanya aktif
tanya-tanya ke teman meskipun dicuekin. Aku berhasil menurunkan ekspektasiku ke
orang-orang sekitar, namun cenderung pada karena aku merasa bisa hidup sendiri
(cukup dengan keluarga, tentu). Meskipun gabut, aku enggan memulai obrolan duluan,
mengingat pesanku dulu yang hanya dibaca dan nggak dibalas. Iya, jadi malas
menjalin hubungan dengan mereka yang pernah membuatku sakit hati. Dulu jika
sakit hati, pada akhirnya aku yang akan kembali lebih dulu karena takut merasa
sendirian. Dulu aku sering mengklaim diri sebagai satu-satunya tokoh dalam
hubungan sepihak, sekarang mulai memutarbalikkan keadaan. Iya, ini sifat yang
sangat jelek dan kalau kalian merasa sebagai temanku yang mungkin mendeteksi
sifatku ini, tolong bantu diubah lagi, ya?
Ya, tulisan ini hanya sekilas tentang aku selama beberapa waktu
terakhir. 2018 sama saja seperti 2017, 2016, 2015 yang lalu. Masih sama-sama
terdiri dari dua belas bulan! Yang membuatnya berbeda, karena kita terus
menemukan sesuatu yang baru! Dan hal yang paling ikonik dari 2018-ku adalah
kuliah yang juga membawa banyak perubahan di hidupku! Sampai jumpa di
tulisan-tulisan selanjutnya, yang semoga bisa tayang dalam waktu dekat!
0 komentar